Kondisi
Transportasi Nasional 1995-2004
1.
Pada
kurun waktu 1995 - 1999 pelayanan transportasi udara mengalami keterpurukan
terkait dengan krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997. Hal
ini membuat perusahaan penerbangan mengurangi jumlah armada yang dioperasikan,
bahkan mengembalikan pesawat-pesawat sewa, mengurangi rute dan frekuensi
penerbangan. Beban perusahaan penerbang-an nasional semakin berat untuk menutup
biaya operasi, meskipun telah dilakukan penyesuaian tarif beberapa kali
2.
Pada
tahun 2000 - 2004 sejalan dengan dimulainya kebijakan multi operator angkutan
udara nasional, pertumbuhan angkutan penumpang dalam negeri rata-rata sebesar
24,5% per tahun dimana jumlah penumpang pada tahun tahun 2000 sebesar 7,62 juta
orang menjadi 23,76 juta orang pada tahun 2004 . Sementara itu pertumbuhan
permintaan jasa angkutan barang/cargo udara dalam negeri pada kurun
waktu tahun 2000 - 2004 mengalami penurunan rata-rata sebesar 75% yaitu sebesar
119.546 ton pada tahun 2000 menjadi sebesar 208.902 ton tahun 2004
3.
Sampai
dengan tahun 2004 Indonesia telah mengadakan perjanjian hubungan udara
bilateral dengan 67 negara mitra wicara, sedangkan untuk perjanjian hubungan
udara multilateral Indonesia telah melakukan perjanjian dalam beberapa tingkat
yaitu Sub Regional seperti IMT-GT dan BIMP-EAGA; Regional (ASEAN);
Asia Pasifik (APEC) dan tingkat Global (WTO/GATTs). Dalam
implementasinya, perusahaan penerbangan mengacu kepada hasil perjanjian baik
bilateral maupun multilateral.
Strategi Transportasi Udara – Eco Airport
1. Pengembangan bandar udara dalam
jangka panjang akan mengikuti strategi optimalisasi, pendanaan, antisipasi
keadaan darurat, keterbukaan, sinergi operasi, sertifikasi, eco airport,
dan otomatisasi bandara.
2. Strategi eco-airport terkait
dengan kewajiban menyusun dokumen analisis mengenai dampak lingkungan
3. Eco –airport adalah sebuah strategi
yang membuat sebuah bandara menjadi ramah lingkungan yang berarti memanfaatkan
sumber daya lingkungan yang ada dengan dampak kerusakan atau gangguan
lingkungan seminimal mungkin.
Strategi
Transportasi Udara – Sky Marshall
1. 1. Di bidang keamanan penerbangan dalam
jangka panjang akan mengikuti strategi ofensif, yaitu: audit security,
pemeriksaan barang kiriman dengan anjing pelacak, dan penggunaan Sky
Marshall sebagai sistem pengamanan di dalam pesawat udara
- Sky Marshall adalah penegakan hukum secara rahasia atau counter agen teroris di pesawat komersial untuk melwan pembajakan pesawat.
- Sky Marshall dapat diberikan oleh maskapai penerbangan yang menyediakan Sky Marshall setiap penerbangan seperti maskapai El Al
Tidak ada komentar:
Posting Komentar